1.
Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Guru
Ada beberapa penyebab yang
berdampak pada rendahnya kualitas guru/pendidik, antara lain sebagai berikut:
a.
Perbedaan dalam latar belakang pendidikan dan tingkat
jabatan
Berhasil tidaknya seorang guru dalam
mengajar tergantung pada pandangan terhadap mata pelajaran yang diasuhnya.
Kemampuan menerapkan bahan-bahan pelajaran tidak terikat pada buku pelajaran
dan metode tertentu. Tetapi juga bahan-bahan itu harus disesuaikan dengan
keadaan dan tempat serta latar belakang perkembangan anak.
Jadi latarbelakang pendidikan dan kemampuan guru dalam
jabatan untuk melihat tugas, bukan hanya bahan, buku pelajaran, metode dan
alat-alat saja yang harus dipersiapkan oleh seorang pendidik, tetapi guru juga
harus memiliki relasi antara guru dan murid yang terletak dibalik proses
belajar mengajar itu sendiri. Pengetahuan, keterampilan dan sikap menghayati
tugas dan tanggung jawab guru seperti yang disebutkan diatas merupakan salah
satu pokok masalah yang perlu diperdalam oleh para guru.
b.
Sikap acuh/tidak peduli
Sikap acuh/tidak peduli yang di
tunjukkan seorang pendidik contohnya ialah masalah ketidakhadiran guru pada jam
yang telah ditentukan. Pada saat sekarang ini biasanya sebab-sebab
ketidakhadiran itu bermacam-macam. Misalnya, dikarenakan hal-hal kecil seperti
malas, lebih mengutamakan hal pribadi dan lain sebagainya.
Kurangnya persiapan bahan ajar
juga merupakan sikap acuh pendidik terhadap perkembangan pengetahuan sisiwa.
Sebelum suatu bahan ajar disampaikan pada siswa, tentunya gagasan tersebut
telah ada dan sangat dipahami dalam alam pikir seorang guru. Kegiatan awal guru
ialah merancang apa-apa yang akan di sajikannya.[1] Oleh karena itu lah
keberhasilan proses belajar mengajar memerlukan keterampilan guru dalam berbicara
di depan kelas.
Seorang guru juga harus memiliki
strategi pengajaran seperti penetapan komponen-komnponen utama agar
penyajiannya dapat mencapai sasaran dan mampu dipahami siswa dengan baik.
c.
Gaji guru
Secara kualitatif adalah sangat
riskan bagi pembangunan bangsa, jika gaji guru sangat rendah sehingga memaksa
mereka juga pegawai negeri di instansi lainnya untuk mencari pendapatan
tambahan,sekedar untuk dapat bertahan hidup. Dengan gaji yang rendah, guru
tidak memiliki motivasi mengajar yang memadai dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang berat. Dampaknya dapat kita lihat dari rendanhya mutu
pendidikan.[2]
Hal ini membuat seorang pendidik
tidak hanya terfokus pada satu pekerjaan saja, akan tetapi ia harus mampu
membagi waktu antara profesinya sebagai guru dengan pekerjaan sampingannya.
Sehingga pendidik kurang mempersiapkan bahan ajar yang akan ia sampaikan pada murid-muridnya
dan ia tidak memahami keseluruhan dari materi yang telah ditentukan dalam kurikulum.
d.
Gagap beradaptasi
Kualitas guru-guru di Indonesia seperti ”hidup segan mati
tak mau” dan pada saat ini kualitas guru berada dalam titik ”rendah”. Para guru
tidak hanya gagap dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
fenomena sosial kemasyarakatan, tetapi
juga terjebak dalam kebiasaan menjadi ”robot” kurikulum pendidikan.
Gagap beradaptasi juga dapat
dikatakan sebagai faktor penyebab rendahnya kualitas guru dikarenakan ia tidak
mampu menyesuaikan diri dengan siswa-siswanya.
Untuk mempermudah seorang
pendidik beradaptasi dengan siswa-siswanya, hendaknya ia memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1.
Suka membantu ddalam pekerjaan sekolah, memberi tugas yang
jelaas tentang pelajaran dengan menggunakan contoh sebelunya.
2.
Gembira riang
3.
Suka betrteman dengan murid/ramah
4.
Mempunyai minat terhadap murid dan mampu memahami
murid-muridnya.
5.
Mewmbangkitkan minat untuk belajar
6.
Menjadikan mata pelajarannya sebagai pelajaran yang mudah
dan di sukai siswa
7.
Tegas
8.
Adil
9.
Tidak marah-marah[3]
[1].
Soekartawi,dkk.
Meningkatkan Rancangan Instruksional. PT RajaGrafindo Persad. Jakarta . 1995, hal 54
[2] Uwe Schippers.
Pendidikan Kejuruan Di Indonesia. Angkasa. Bandung: 1994, hal. 7
[3] H. C.
Witherington. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Jemmars. Bandung.
1982, hal. 134
Doly, M. (2015). Penerapan Strategi Instan Asessment untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa AMP Al Hidayah Medan TP 2013/2014. Jurnal EduTech, 1(1), 3.
Doly, M. (2015). Penerapan Strategi Instan Asessment untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa AMP Al Hidayah Medan TP 2013/2014. Jurnal EduTech, 1(1), 3.
0 Comments