Pada
hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama
dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Efesiensi artinya dengan
menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang
sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan
dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas
tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak
diantara semua unsur dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta,
pendidikan sekolah maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran
depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Para
ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang
efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak
anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan
kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang
luar biasa cerdas dan genius. Oleh karena itu, harus berusaha untuk
menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.
Masalah
efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika
penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.
Beberapa
masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a.
Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b.
Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan
digunakan
c.
Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d.
Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah
ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjanagn antara stok tenaga yang tesedia
dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terakgir ini
jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20 % dari kebutuhan tenaga
lapangan. Sedangkan persediaan tenaga siap di angkat lebih bear daripada
kbutuhan di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang
tersedia tidak segera difungsikan. Ini terjadi kemubadziran yang terselubung,
karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui
pengabdian. Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untk
berwirausaha.
Masalah
penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami
kepincanagn, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Suatu sekolah
menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah
kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak diberikan karena
terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan didaerah sekolah-sekolah
tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi
diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro
telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena
terbatasnya jumlah yang dapat diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang
tesedia didaerah terpencil. Masalah
pengembanagan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya
pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. Setiap pembaruan kurikulum
menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan. Dapat dikatakan
umumnya penanganan pengembanagn tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat.
Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru sangat
memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan
berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.dan pendidikan berlangsung
kurang efisien dan efektif
1 Comments
nilai pendidikan memang sangat penting,
ReplyDeletekunjungi artikel saya juga tentang pendidikan disni
Kosngosan