Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan cara belajar
dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika terbuka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, dilakukan pembelajaran yang menerapkan investigasi
matematika. Investigasi matematika yang diterapkan terdiri atas 6 tahap, yaitu:
pemberian masalah, eksplorasi, perumusan tugas belajar, kegiatan belajar,
analisis kemajuan, dan cek ulang. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes
tertulis, wawancara, dan catatan lapangan. Data yang didapatkan dianalisis
secara deskriptif dan analisis logis. Hasil
penelitian menunjukkan, bahwa (1) penerapan investigasi matematika, cara belajar siswa dapat ditingkatkan. Peningkatan cara belajar siswa tersebut dapat dilihat dari antusiasme dan kerjasamanya dalam belajar kelompok. Di samping itu, siswa tampak aktif, kreatif, dan produktif dalam belajar. (2) Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika terbuka mengalami peningkatan. Dari 35 orang siswa yang menjadi subyek penelitian, sebanyak 68,57% (24 orang) sudah mampu mencapai kategori baik atau sangat baik, berdasarkan hasil tes akhir siklus 2. Berdasarkan kecenderungan peningkatan yang terjadi pada setiap siklus, bila siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya secara rutin, maka dapat diyakini kemampuannya akan bisa lebih ditingkatkan. Karena itu, untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan produktivitas berpikir siswa, pemecahan masalah matematika terbuka perlu diberikan secara rutin dalam pembelajaran.
penelitian menunjukkan, bahwa (1) penerapan investigasi matematika, cara belajar siswa dapat ditingkatkan. Peningkatan cara belajar siswa tersebut dapat dilihat dari antusiasme dan kerjasamanya dalam belajar kelompok. Di samping itu, siswa tampak aktif, kreatif, dan produktif dalam belajar. (2) Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika terbuka mengalami peningkatan. Dari 35 orang siswa yang menjadi subyek penelitian, sebanyak 68,57% (24 orang) sudah mampu mencapai kategori baik atau sangat baik, berdasarkan hasil tes akhir siklus 2. Berdasarkan kecenderungan peningkatan yang terjadi pada setiap siklus, bila siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya secara rutin, maka dapat diyakini kemampuannya akan bisa lebih ditingkatkan. Karena itu, untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan produktivitas berpikir siswa, pemecahan masalah matematika terbuka perlu diberikan secara rutin dalam pembelajaran.
Kata-kata
kunci: investigasi matematika, pemecahan masalah matematika terbuka
Pendahuluan
Melalui belajar matematika, siswa mendapat kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, kreatif,
produktif. Namun, pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai
secara optimal. Informasi dari MTs IRA Medan, berkaitan dengan pembelajaran
matematika di MTs IRA Medan terungkap berbagai masalah. Salah satu permasalahan
strategis yang dialami siswa sesuai dengan tes awal yang peneliti lakukan
adalah kurangnya kemampuan dalam pemecahan masalah matematika terbuka. Salah
satu masalahnya adalah:
Seekor angsa beratnya 10 kg, berapa ekor ayam yang
kamu perlukan agar jumlah semua berat badannya sama dengan berat badan angsa
itu?
Hasilnya, ternyata rerata persentase skor yang dicapai
siswa hanya 41,71%. Dari 35 siswa yang mengikuti tes awal, sebanyak 91,43% (32
orang) dapat dikatakan kurang mampu menyelesaikan masalah matematika terbuka
dengan baik. Ketidakmampuan siswa menyelesaikan masalah seperti di atas
dipengaruhi oleh kekurang-mampuannya menguasai konsep-konsep operasi hitung
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk lebih mendalami hal
di atas, dilakukan observasi kelas saat guru melaksanakan pembelajaran
matematika. Kemudian, dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran,
guru cenderung prosedural dan lebih menekankan pada hasil belajar. Siswa
belajar sesuai dengan contoh yang diberikan guru, dan soal-soal yang diberikan
kepada siswa hanya soal-soal tertutup. Akibatnya, siswa kurang berkesempatan
untuk mengembangkan kreativitas dan produktivitas berpikirnya.
Berdasarkan data awal di atas, peneliti melakukan
refleksi awal bersama guru, dan disepakati mencoba menerapkan investigasi
matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa MTs IRA Medan memecahkan
masalah matematika terbuka. Dengan investigasi matematika, siswa secara aktif
mengkonstruksi atau merekonstruksi kembali pengetahuannya serta mampu
mengaplikasikan dalam pemecahan masalah. Ditinjau dari tingkat berpikirnya,
siswa MTs
IRA Medan berada pada tahap operasi
formal awal (Piaget dalam Hudojo, 1998). Pada tahap ini, siswa sudah memiliki
potensi untuk berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Potensi tersebut perlu
dikembangkan melalui kegiatan investigasi, sehingga siswa memperoleh stimuli
yang dapat mengaktifkan daya kreatif dan kritisnya untuk menyelesaikan masalah (Burns,
1995). Sesuai dengan uraian di atas, permasalahan penelitian
ini adalah: apakah penerapan investigasi matematika dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika terbuka? Kemampuan pemecahan
masalah matematika terbuka yang dimaksudkan mencakup beberapa kemampuan
spesifik, yaitu berkaitan dengan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Sedangkan, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan cara
belajar dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika.
Permasalahan penelitian ini dipecahkan dengan
melakukan penelitian tindakan kelas yang menerapkan metode investigasi
matematika. Investigasi matematika dapat
digunakan untuk membimbing siswa berpikir sistematis, kritis, analitis,
berpartisipasi aktif dalam belajar, dan berupaya kreatif. Hal ini didukung oleh
Orton (1992) yang menyatakan bahwa dengan investigasi siswa belajar lebih aktif
dan mendapat kesempatan untuk berpikir sendiri. Sesuai dengan pendapat Hopkin
(1996), langkah-langkah investigasi matematika yang diterapkan adalah: (1)
pertama-tama siswa dihadapkan pada masalah yang problematis; (2) guru
memfasilitasi siswa untuk melakukan eksplorasi/kajian sebagai respon terhadap
masalah yang problematis itu; (3) siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan mengorganisasikan
kegiatan belajarnya; (4) siswa melakukan kegiatan belajar baik secara kelompok
atau mandiri; (5) siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam
belajar; dan (6) siswa mengecek ulang hasil belajarnya agar dapat menarik
simpulan atau mungkin diperlukan kajian atau eksplorasi ulang.
Dengan tindakan yang investigatif seperti di atas,
anak mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif sehingga pemahaman dan hasil
belajarnya meningkat. Hal ini didukung sebuah hasil penelitian yang menyatakan
bahwa, dengan menerapkan investigasi matematika ternyata dapat menghilangkan
miskonsepsi siswa bahkan telah terjadi peningkatan pemahaman tentang materi
yang dipelajarinya (Masrinawatie, 1999). Dalam melakukan investigasi, seorang
siswa harus mempunyai kemampuan mengenal dan mengerti bermacam bentuk informasi
berkaitan dengan masalah matematika terbuka.
Secara
konseptual, masalah terbuka dalam matematika adalah masalah atau soal-soal
matematika yang dirumuskan sedemikian rupa, sehingga memiliki beberapa atau
bahkan banyak solusi yang benar dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi
tersebut. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk “experience
in finding something new in the process” (Schoenfeld, 1997 dalam Sudiarta,
2003). Pembelajaran yang berdasarkan masalah matematika terbuka sangat sesuai
dengan tuntutan KBK. Di samping mengembangkan kemampuan pemecahan masalah (problem
solving), pendekatan ini juga menekankan pada pencapaian kompetensi
matematis tingkat tinggi yaitu berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
0 Comments