Berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, salah satu di
antaranya adalah model pembelajaran kooperatif yang dipergunakan guru dalam
mengajar, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan think
pair share. Model pembelajaran yang monoton dapat mengurangi motivasi siswa
untuk belajar, karena siswa merasa jenuh dengan model pembelajaran yang sama
secara terus menerus diberikan guru. Keluhan guru matematika dibeberapa sekolah
pada umumnya adalah sikap siswa yang kurang aktif mengikuti penyajian materi
matematika. Jika hal ini yang terjadi maka dengan sendirinya hasil
belajarnya dapat menurun.
Prestasi Belajar Matematika
Winkel
(1991:3) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dihasilkan siswa adalah
perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan/pengalaman, keterampilan, nilai
dan sikap. Dalam kamus Bahasa Indinesia Poerwadarminta (1983:768) prestasi
diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan
dikerjakan. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah
hasil usaha siswa yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri
siswa. Perubahan tersebut mengakibatkan bertambahnya pengetahuan siswa. Jadi
prestasi belajar matematika siswa adalah usaha positif yang dilakukannya
sehingga ilmu pengetahuannya mengalami perubahan ke arah kemajuan, setelah
menerima materi pelajaran dengan pendekatan struktural think pare share.
Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Struktural Think Pair
Share
Ismail
(2002:20) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah salah satu
model pembelajaran yang yang menggunakan adanya kerja sama antara siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran dan siswa dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil serta diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah
ditentukan. Suherman (2003:260) kerja kelompok (kooperatif) artinya bekerja
secara bersama-sama untuk menacapai hasil yang lebih baik. Pembelajaran
kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim
untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Ibrahim (2001:6-7)
mengemukakan ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif yaitu: 1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya, 2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, rendah, bilamana, mungkin, anggota kelompok berasal
dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda, dan 4) penghargaan lebih
berorientasi kelompok ketimbang individu.
Adapun unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) siswa
dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepasang bersama. 2)
siswa bertanggung jawab bersama atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di
dalam kelompoknyamemiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan
dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya, 5) siswa akan
dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan
untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepimimpinan dan mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, 7)
siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang
ditngani dalam kelompok kooperatif (Ibrahim, 2001:6) lebih lanjut (Ibrahim,
2001:7-9) mengemukakan bahwa tujuan dalam pembelajaran kooperatif berkaitan
dengan: 1) hasil belajar akademik yaitu bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik, 2) penerimaan terhadap perbedaan individu
yaitu memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif belajar untuk menghargai satu sama
lain, 3) pengembangan keterampilan social yaitu untuk mengerjakan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
0 Comments